Speakers

MOVIELAB JAKARTA FILM FUND

Nara Nugroho
Nara Nugroho
Film Scriptwriter

Nara pernah terlibat di beberapa project film pendek, series, dan audio drama sebagai penulis naskah dan sutradara. Beberapa project yang pernah ia kerjakan antara lain adalah Angkringan (2021), Mau Ga Mau - Audio Drama (2020-2021), Panduan Mempersiapkan Perpisahan (2023) dan masih banyak lagi.
Nara terlibat di film pendek Laut Memanggilku (2021) produksi Tala Media sebagai penulis naskah. Film ini berhasil memenangkan Sonje Award di Busan International Film Festival dan film pendek terbaik di Festival Film Indonesia.
Wregas Bhanuteja
Wregas Bhanuteja
Film Director

Wregas Bhanuteja adalah seorang sutradara dan penulis scenario. Tahun 2016, ia sutradara Indonesia pertama yang memenangkan penghargaan Cannes Film Festival, untuk film pendeknya berjudul Prenjak. Wregas juga merupakan peraih Piala Citra 2021 untuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik dan Penulis Skenario Asli Terbaik lewat film Penyalin Cahaya. Baru-baru ini, karya film terbarunya Budi Pekerti ditayangkan World Premiere di Toronto International Film Festival di tahun ini.
Nurita Anandia
Nurita Anandia
Film Producer

Nurita Anandia Warsosentono (lebih disukai dipanggil Tata) adalah eksekutif dan produser kreatif yang dibesarkan dan dibesarkan dalam budaya Timur yang kuat. Karena dia sangat menyukai visual dan filosofi sinematik, pandangannya tentang dunia dibangun dari pengalamannya sendiri. Selain aktivitas kerja sehari-hari, dia menyukai K-Pop dan olahraga.
Andhy Pulung
Andhy Pulung
Film Editor and Festival Board of Jakarta Film Week 2023

Andhy Pulung merupakan editor lulusan Institut Kesenian Jakarta. Mengawali karir dengan menjadi penata gambar untuk film-film dokumenter. Film-film yang pernah ia tangani antara lain: Opera Jawa (2006), Nyai (2016), Istirahatlah Kata-kata (2016), dan Rumah Merah Putih (2019). Tahun 2011, ia mendapat kesempatan untuk menyutradarai film panjang pertamanya yang berjudul Keumala. Beberapa pengharagaan yang berhasil didapatkan adalah Penata Gambar Terpuji Festival Film Bandung 2016 untuk film Aach.. Aku Jatuh Cinta, Best Editing Regional - Asian Academy Creative Award 2018 untuk series Dosa, dan Best Editing Regional - Asian Academy Creative Award 2019 untuk series Brata. Pada tahun 2019 Andhy Pulung terpilih mewakili Indonesia untuk menghadiri Post-Production Training Program di Mumbai, India yang diselenggarakan oleh Netflix dan A Post Lab.
Johanes Leonardo
Johanes Leonardo
Film Editor

Editor video yang bersemangat dan cepat dengan pengalaman lebih dari 5 tahun dalam memproduksi video bercerita. Pemenang penghargaan Asia Pasifik trailer promo terbaik tahun 2020. Perhatian cermat terhadap detail audio dan video. Saat ini beliau menjabat sebagai Pemimpin Redaksi di Super8mm Studio, Jakarta dan Kepala Pasca Produksi di Illuminar Studio, Jakarta.
Cesa David Luckmansyah
Cesa David Luckmansyah
Film Editor and Member of INAFEd

Cesa telah mengedit kurang lebih 140 judul film dan mendapatkan lebih dari 40 penghargaan Nasional maupun Internasional. Cesa juga adalah pendiri dari Reparasi Film, sebuah komunitas yang fokus terhadap editing storyelling yang turut melahirkan talenta-talenta baru editor untuk industri film nasional. Cesa bersama beberapa editor Indonesia mendirikan Asosiasi Editor Film Indonesia pada tahun 2009 yang dikenal dengan nama INAFEd ( Indonesian Film Editors ), dan menjadi Ketua pada periode 2018-2023. Tahun 2019, Cesa memproduseri film PRETTY BOYS yang disutradarai oleh Tompi dan mendapat sambutan baik dari penonton film Indonesia. Kini Cesa tengah menyelesaikan tesis pascasarjana jurusan Seni Urban di Institut Kesenian Jakarta.
Yoga Krispratama
Yoga Krispratama
Film Editor and Member of INAFED

Yoga Krispratama telah mengedit kurang lebih 80 judul film, antara lain Janji Joni (2004), 3 Dara (2015), Berbalas Kejam (2023) dan masih banyak lagi. Selain itu sebagai editor, Yoga juga memenangkan beberapa penghargaan dan juga nominasi dalam festival bergengsi seperti Asia-Pacific Film Festival Kuala Lumpur Malaysia (2005) sebagai Best Editor dalam film “Janji Joni”, Best Editor. Film “Claudia & Jasmine” - FESTIVAL FILM INDONESIA (2008). Saat ini selain aktif menjadi seorang editor film, Yoga juga menjadi salah satu anggota dalam Asosiasi Editor Film Indonesia (INAFEd)

MASTERCLASS ACTING

Christine Hakim
Christine Hakim
Actrees

Christine Hakim adalah pemeran, produser, dan aktivis berkebangsaan Indonesia. Ia telah berkiprah selama 50 tahun, sejak debutnya di film Cinta Pertama (1973) hingga membintangi puluhan film dari berbagai era. Ia telah terlibat di lebih dari 50 film nasional dan internasional, baik sebagai pemain maupun produser. Sepanjang kariernya, ia telah memenangkan 10 Piala Citra Festival Film Indonesia dari 16 nominasi, mendapatkan Asia Pacific Producer Association Screen Award (2010), dan beragam penghargaan dari dalam dan luar negeri, termasuk Satyalencana Wira Karya (1999) dan Bintang Budaya Parama Dharma (2003) dari Pemerintah RI, penghargaan dari Pemerintah Perancis (1993 dan 2003), penghargaan dari Pemerintah Jepang (2015), dan Pengabdian Seumur Hidup untuk Film dari Festival Film Indonesia 2016.
Putri Ayudya (Moderator)
Putri Ayudya (Moderator)
Actress

MASTERCLASS DIRECTING

Takashi Shimizu
Takashi Shimizu
Film Director

Takashi Shimizu (Lahir 27 Juli 1972) adalah seorang pembuat film Jepang yang terkenal sebagai pencipta waralaba ""Ju-On"" (2000-2006) dan sutradara dari enam film dalam waralaba tersebut, baik di Jepang maupun di Amerika Serikat. Beberapa film terbarunya mencakup ""Howling Village"" (2020), ""Suicide Forest Village"" (2021), ""Ox-Head Village"" (2022), ""HOMUNCULUS (Netflix)"" (2021), dan ""IMMERSION"" (2023).
Tai Ohuchi
Tai Ohuchi
Director of Photography

Ohuchi lahir di tahun 1981. Semenjak menjadi DIT di 2004, ia telah ikut berpartisipasi di berbagi genre film, drama TV, iklan, hingga video klip musik. Karya yang ia buat saat menjadi DOP meliputi "The Hikita’s Are Expecting" (2019, disutradarai oleh Toru Hosokawa), "One Day You Will Reach The Sea" (2022, disutradarai oleh Ryutaro Nakagawa), "In Her Room", and "Side By Side" (2023, disutradarai oleh Chihiro Ito).
Runny Rudiyanti
Runny Rudiyanti

TALKS: ‘Exploring New Realities: Harnessing Immersive Technology in Indonesian Cinema’

Upie Guava
Upie Guava
Film Director

Upie Guava adalah seorang sutradara, sinematografer, dan editor yang sudah berkecimpung di industri perfilman sejak 2002. Upie dikenal sebagai pembuat video klip musisi Indonesia kenamaan seperti Rossa, Noah, dan Ungu. Ia menjadi orang pertama yang mengadaptasi RX Virtual Production Technology dan membangun DossGuava XR Studio.
Andhy Pulung
Andhy Pulung
Film Editor

Andhy Pulung merupakan editor lulusan Institut Kesenian Jakarta. Mengawali karir dengan menjadi penata gambar untuk film-film dokumenter. Film-film yang pernah ia tangani antara lain: Opera Jawa (2006), Nyai (2016), Istirahatlah Kata-kata (2016), dan Rumah Merah Putih (2019). Tahun 2011, ia mendapat kesempatan untuk menyutradarai film panjang pertamanya yang berjudul Keumala. Beberapa pengharagaan yang berhasil didapatkan adalah Penata Gambar Terpuji Festival Film Bandung 2016 untuk film Aach.. Aku Jatuh Cinta, Best Editing Regional - Asian Academy Creative Award 2018 untuk series Dosa, dan Best Editing Regional - Asian Academy Creative Award 2019 untuk series Brata. Pada tahun 2019 Andhy Pulung terpilih mewakili Indonesia untuk menghadiri Post-Production Training Program di Mumbai, India yang diselenggarakan oleh Netflix dan A Post Lab.
Tazia Teresa Darryanto (Moderator)
Tazia Teresa Darryanto (Moderator)
Film Producer

TALKS: ‘Cinema and She: What's Up, Real, and Reel?’

Ha Myungmi
Ha Myungmi
Film Director and Producer

Film Pulley yang dibuat Steven Kwang (2016), di mana film ini mendapatkan undangan ke 20th Bucheon International Fantastic Film Festival menjadi film Korea pertama yang masuk ke channel horor Amerika bernama ALTER. Pada 2019, Ha Myungmi membangun sebuah perusahaan produksi bernama Whenever Studio, dan membuat film berjudul "Everglow" 2021. "Her Hobby" adaalah film panjang pertamanya.
Chie Hayakawa
Chie Hayakawa
Film Director and Scriptwriter

Film buatan Chie Hayakawa yang berjudul "Niagara" (2014) masuk ke seleksi Cinéfondation di Cannes Film Festival 2014 dan mendapatkan penghargaan di berbagai festival film internasional. Hayakawa memperoleh penghargaan Caméra d'Or Special Mention di Cannes Film Festival 2022 melalui film panjang pertamanya yang berjudul "Plan 75" (2022), di mana film ini juga merupakan pengembangan dari film pendek sebelumnya dengan judul yang sama. Film tersebut juga masuk ke segmen pembuka di antologi "Ten years Japan" (2018), di mana Hirokazu Kore-eda menjadi eksekutif produser.
Si En Tan
Si En Tan
Film Producer

Tan Si En adalah seorang produser film dan TV, serta pendiri sebuah perusahaan film dan TV yang bernama Momo Film Co.

Seorang lulusan Berlinale Talents and Rotterdam Lab, Si En memproduseri ""Dreaming & Dying"" yang dibuat oleh Nelson Yeo, di mana film ini mendapatkan World Premier dan Golden Leopards di Locarno Film Festival 2023. Film lain yang diproduseri Si En adalah ""Wet Season"" yang dibuat oleh Anthony Chen, di mana film ini tayang premier di Toront International Film 2019, Platform Competition. ""Wet Season"" terpilih sebagai representatif Oscar 2021 setelah melalui seleksi oleh Singapore Film Commission. Film ini juga mendapatkan banyak pujian karena berhasil memenangkan 12 penghargaan internasional seperti Golden Horse Award. Produksi bersama mereka yang berjudul ""The year of The Everlasting Storm"" tayang premier di Cannes Film Festival 2021. ""Arnold is a Model Student"" yang dibuat Sorayos Prapapan tayang premier di Locarno Film Festival 2022. ""Budi Pekerti"" yang dibuat Wregas Bhanuteja tayang premier di Toronto 2023.

Si En pernah menjadi asisten produser ""POP AYE"" yang dibuat Kirsten Tan, dimana film ini memenangkan Special Jury Prize di Sundance Film Festival 2017, serta VPRO Big Screen Award di International Film Festival Rotterdam. Mereka mengembangkan dan memproduseri projek kenamaan seperti ""Don't Cry, Butterfly"" oleh Duong Dieu Linh, ""This City is a Battlefield"" oleh Mouly Surya, ""Some Nights I Feel Like Walking"" oleh Petersen Vargas, dan lain-lain.

Mereka juga mengepalai Objectifs Short Film Incubator dan Momo Distribution Grant. Sepak terjang Si En sebagai produser juga masuk di beberapa publikasi seperti Screendaily, Variety, Channel News Asia. dan Yahoo. Di 2020, mereka masuk ke dalam daftar The Straits Times 30 under 30 - The Arts. Di 2021, Si En mendapatkan penghargaan inspirasi pemuda dari National Youth Council and Scape. Di 2023, mereka mendapatkan gelar Leaders of Tomorrow dari Tatler's Gent.

Mereka juga mempelopori Inkubator Film Pendek Objectifs dan Hibah Distribusi Momo. Upaya produksi Si En telah ditampilkan dalam publikasi seperti Screendaily, Variety, Channel News Asia dan Yahoo. Pada tahun 2020, mereka diakui sebagai salah satu The Straits Times 30 under 30 - The Arts. Pada tahun 2021, Si En menerima penghargaan inspirasi pemuda yang diberikan oleh Dewan Pemuda Nasional dan Scape. Pada tahun 2023, mereka diberi penghargaan oleh GenT Tatler sebagai Leaders of Tomorrow.
Tina Arwin
Tina Arwin
Streaming Platform Representative, Executive Producer

Tina Arwin adalah seorang content executive berpengalaman di industry hiburan. Ia juga memliki peran penting di dunia produksi konten, baik itu di lingkungan lokal maupun di wilayah Asia Tenggara. Selama lebih dari 20 tahun sebelum mendapatkan posisinya sekarang, Tina pernah bekerja di berbagai perusahaan media sejak zaman analog hingga merebaknya industri streaming. Saat ini, Tina adalah Senior Film Executive, Local original di Prime Video untuk konten asli Indonesia. Motto yang ia miliki, "Konten adalah Raja", menegaskan betapa pentingnya kualitas sebuah konten.
Hannah Al Rashid (Moderator)
Hannah Al Rashid (Moderator)
Actress

FESTIVAL TALKS

Pimpaka Towira
Pimpaka Towira
Programme Director of Bangkok ASEAN Film Festival

Pimpaka Towira is a pioneer among female film directors in the Thai independent film scene since the early 1990s. She received international acclaim for her first feature One Night Husband, which premiered at the Berlin International Film Festival. Her second feature, The Island Funeral, won Best Asian Future Film Award at the Tokyo International Film Festival. Moreover, she was previously Programme Director for the Bangkok International Film Festival in 2001, 2008 and 2009 and most recently, Programme Director for the Bangkok ASEAN Film Festival since 2015. From 20172018, she was the Programme Director for Singapore International Film Festival.
Jacob Wong
Jacob Wong
Director, Industry Office, Hong Kong International Film Festival

Jacob Wong has been associated with the Hong Kong International Film Festival Society for over two decades and is currently the Director of Industry Office. He is also the Berlin International Film Festival’s delegate for Chinese language cinema and program advisor of the Nara Film Festival.
Ed Lejano
Ed Lejano
Artistic Director of QCINEMA International Film Festival

"Ed was the former Academic Director of the International Academy of Film & TV (Bigfoot/IAFT) and the former VP for Training and development of CILECT-Asia Pacific. He is the current Executive Director of the Quezon City Film Development Commission (QCFDC) & the Festival Director of the QCinema International Film Festival, Philippines.

The QCinema International Film Festival is an annual film festival in Quezon City, Philippines. The festival showcases local and international films, documentaries, and short films and gives grants to their creators.
Ifa Isfansyah
Ifa Isfansyah
Festival Director of Jogja-NETPAC Asian Film Festival

Ifa Isfansyah is an award-winning Indonesian filmmaker and founder of Fourcolours Films. He was selected by the Asian Film Academy in 2006 and got a scholarship fromthe Im Kwon Taek College of Film and Performing Arts, South Korea. He directed his first feature film, GARUDA DI DADAKU (2009) which draws a great commercial success and his second film, THE DANCER (2011) was awarded Best Director and Best Picture at the Indonesian Film Festival 2011. His directing body of work also includes the martial art film GOLDEN CANE WARRIOR (2014). Since then he has produced SITI (Eddie Cahyono, Telluride 2015), TURAH (Wicaksono Wisnu Legowo, Indonesian Official Entry for Oscar 2018), THE SEEN AND UNSEEN (Kamila Andini, Toronto 2017), MEMORIES OF MY BODY (Garin Nugroho, Venice Orizzonti 2018), YUNI (Kamila Andini, Toronto 2021) and  BEFORE, NOW & THEN (Kamila Andini, Berlinale Competition 2022). He is currently directed Netflix original series, CIGARETTE GIRL. ISFANSYAH is also a co-founder and Festival Director of JOGJA-NETPAC Asian Film Festival in 2006 and a founder of the JOGJA FILM ACADEMY, which was established in 2014.
John Badalu
John Badalu
Program Collaborator and Moderator

John Badalu has been working in the film industry for 20 years. He works for Busan International Film Festival and Sheffield Docs in UK. He is also an independent producer, workshop mentor, film programmer and an international publicist. His films have premiered in Cannes, Berlin, Sundance, Locarno, Rotterdam and Busan among others.

COMMUNITY: ‘Unlocking Opportunities: Co- production Insights for Emerging Filmmakers’

Annisa Adjam
Annisa Adjam
Film Producer

Annisa Adjam adalah seorang produser film independen yang memiliki gelar magister dalam bidang film dari Kingston University London. Ia adalah CEO dari SINEMA 5 dan ketua Inteamates Community, yang memproduseri "SAWO MATANG" karya Andrea Nirmala dalam kerjasama dengan Pidgin Production, Kanada. Ia merupakan alumnus Kyoto Filmmakers Lab, IF/Then Lab oleh InDocs & Tribeca, Objectifs Short Film Incubator, BIFAN NAFF Fantastic Film School, Jakarta Film Week's Producers Lab, dan Fullcircle's Creative Producers Lab. Proyek fitur debutnya yang akan datang dengan SINEMA 5, "A Ballad of Long Hair," memenangkan Penghargaan Proyek Paling Menjanjikan dari SGIFF's Silver Screen Awards 2022 dan diproduksi bersama Akanga Film Asia, Singapura.
Devina Sofiyanti
Devina Sofiyanti
Film Director, Scriptwriter, & Lecture

Devina Sofiyanti adalah seorang pembuat film dan dosen di Jakarta. Ia menempuh pendidikan di Institut Kesenian Jakart dan New York Film Academy. Di 2019, Devina berpartisipasi di Full Circle Lab Indonesia LOCK 2019 dan FLY Film Lab Busan 2019. Saat ini, Devina mengajar di program studi film universitas Binus dan mempersiapkan film panjang pertamanya yang berjudul "The Heirlooms", dimana film ini masuk ke seleksi Torino Film Lab Extended 2022, BAFF SEAPITCH 2022, serta Produire au Sud Taipei 2023.
Andhy Pulung
Andhy Pulung
Film Editor

Andhy Pulung merupakan editor lulusan Institut Kesenian Jakarta. Mengawali karir dengan menjadi penata gambar untuk film-film dokumenter. Film-film yang pernah ia tangani antara lain: Opera Jawa (2006), Nyai (2016), Istirahatlah Kata-kata (2016), dan Rumah Merah Putih (2019). Tahun 2011, ia mendapat kesempatan untuk menyutradarai film panjang pertamanya yang berjudul Keumala. Beberapa pengharagaan yang berhasil didapatkan adalah Penata Gambar Terpuji Festival Film Bandung 2016 untuk film Aach.. Aku Jatuh Cinta, Best Editing Regional - Asian Academy Creative Award 2018 untuk series Dosa, dan Best Editing Regional - Asian Academy Creative Award 2019 untuk series Brata. Pada tahun 2019 Andhy Pulung terpilih mewakili Indonesia untuk menghadiri Post-Production Training Program di Mumbai, India yang diselenggarakan oleh Netflix dan A Post Lab.
Novi Hanabi (Moderator)
Novi Hanabi (Moderator)
Film Producer, Program Manager Jakarta Film Week

Novi Hanabi adalah seorang Co-founder Goodwork, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang film marketing, distribusi dan rumah produksi. Saat ini ia aktif sebagai publisis film, dan beberapa film yang pernah ditanganinya antara lain; Filosofi kopi 1 (2015) & 2 (2017), Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2021), Ngeri Ngeri Sedap (2022) dan sederet film layar lebar lainnya. Selain itu, ia juga mengembangkan karirnya sebagai produser film, di antaranya film 'Susuk' yang tengah tayang di tahun ini. Sejak 2021, ia juga terlibat di Jakarta Film Week sebagai program manager.

COMMUNITY: ‘Video Killed Kissed the Radio Star'

Anggun Priambodo
Anggun Priambodo
Film Director

Lahir di tahun 1977, Anggun Priambodo adalah seorang sutradara dan visual artist ternama. Ia mulai dikenal ketika namanya masuk sebagai Sutradara Terbaik untuk salah satu video klip yang ia buat di MTV Indonesian Video Music Award 2004. Karyanya yang berjudul "Sinema Elektronik" mendapatkan penghargaan tertinggi di Bandung Contemporary Art Awards 2011. Di 2013, Anggun sukses menyelesaikan film panjang pertamanya dengan judul "Rocket Rain". Baru-baru ini, di tahun 2022, film pendek buatannya yang berjudul "Evacuation of Mama Emola" meraih The Jury Prize untuk Best Short Film di ajang Sundance Film Festival Asia.
Alexander Matius
Alexander Matius
Cinema Programmer FLIX Cinema, Program Director Jogja-NETPAC Asian Film Festival

Alexander Matius (Mamat/Matius) adalah seorang programmer atau kurator film yang tinggal di Jakarta. Saat ini, Matius adalah Program Director untuk Jogja-NETPAC Asian Film Festival, sebuah ajang premier festival film Asia di Indonesia yang berfokus di pengembangan perfilman Asia-Pasifik. Ia juga bertindak sebagai programmer bioskop untuk FLIX Cinema. Sebelumnya, Matius adalah manajer Kineforum, sebuah ajang penayangan film alternatif di Jakarta (2014-2016), dan film programmer untuk Kinosaurus, sebuah bioskop kecil di Kemang, Jakarta. Selain itu, Matius juga berpengalaman di ajang eksibisi dan apresiasi film. Karya dan pengalamannya terlihat di berbagai ajang pemutaran film seperti RRREC Fest in the Valley dan Synchronize Fest. Sejak 2014, Matius telah menjadi bagian dari Cinema Poetica, sebuah ruang kolektif untuk kritikus film, jurnalis, peneliti, dan penikmat. Tidak hanya itu saja, Matius juga menyelesaikan Film Programmer Workshop Japan-Philippines di Tokyo, Jepang, menempuh Art House Management di Venice, Italy, dan mengikuti Berlinale Talents, Jerman.
Nastasha Abigail
Nastasha Abigail
Radio Announcer

Nastasha Abigail adalah seorang ibu dengan dua orang anak, serta aktivis industri kreatif yang tinggal di Jakarta, Indonesia. Ia juga aktif di berbagai proyek kreatif seperti pembuatan konten, public speaking, dan pengarah kreatif. Abigail senang bercerita lewat berbagai karya visual di beragam eksibisi lokal maupun internasional, membuat video (video klip musik/video animasi), serta konten foto untuk kebutuhan platform digital dan media sosial miliknya. Dengan pengalaman sebagai penyiar radio selama 14 tahun, Abigail terus berkarya dan membuat konten audio dalam format podcast bernama Rapot, yang ia buat bersama rekannya yaitu Reza Chandika, Ankatama, dan Rhadini. Untuk menyalurkan kecintaannya terhadap musik, Abigail juga bernyanyi sebagai vokalis di Pandai Besi dan backing vocal di Efek Rumah Kaca.

PRODUCERS LAB

Sébastien Chesneau
Sébastien Chesneau
Producer/Mentor/Group Leader

Pada tahun 2014, Sébastien mendirikan Cercamon, perusahaan penjualan film global berbasis di Dubai dengan katalog lebih dari 50 film fitur, semuanya dipilih untuk festival kelas A bergengsi dan meraih berbagai penghargaan. Sejak itu, ia terus memperluas portofolio perusahaan, dan pada awal 2022, Cercamon meluaskan cakupan ke dokumenter. Sebelum memulai Cercamon, Sébastien menghabiskan 15 tahun dalam distribusi internasional di perusahaan seperti Celluloid Dreams dan France Televisions, di mana ia bertanggung jawab atas penjualan internasional film-film bergengsi yang tayang perdana di festival film utama termasuk Cannes, Berlin, Sundance, Venice, dan Toronto. Ia telah bekerja sama dengan berbagai pembuat film seperti Dardenne Brothers, Xavier Dolan, Jacques Audiard, Julie Delpy, Michael Haneke, Todd Haynes, Kore-Eda Hirokasu, Jafar Panahi, Todd Solondz, dan François Ozon. Sébastien memegang gelar Master dalam Ilmu Ekonomi Internasional dari Panthéon-Sorbonne di Paris, Prancis.
Tina Arwin
Tina Arwin
Speakers

Tina Arwin, seorang eksekutif konten berpengalaman di industri hiburan, telah menjadi kehadiran yang signifikan dalam produksi konten lokal dan Asia Tenggara. Sebelum menduduki posisinya saat ini, selama lebih dari 20 tahun, Tina bekerja di berbagai perusahaan media mulai dari era analog hingga industri streaming terkini. Saat ini, ia menjabat sebagai Senior Film Executive, Local Original di Prime Video untuk konten Indonesia. Mottonya, "Content is King," menekankan pentingnya konten berkualitas.

FESTIVAL MEETING

Vivian Idris
Vivian Idris
Head of Film Festival and Events of Indonesian Film Board, Festival Board of Jakarta Film Week

Vivian Idris terlibat dalam berbagai produksi film di Indonesia, termasuk Radit & Jani, Pintu Terlarang, Guru Rimba, Di Manapun Jadi Sekolah, Ola Sita Inawae (2016). Pada 2013, beliau mendirikan Blue Terong Initiative, yang berfokus pada produksi film dokumenter. Pada tahun 2018, beliau menjabat sebagai Program Director di AKATARA Film Financing Forum, dan pernah bekerja di Viu sebagai Community Direktur Program. Saat ini, beliau aktif sebagai Ketua Bidang Festival dan Penyelenggaraan Kegiatan, sekaligus sebagai Festival Board Jakarta Film Week.
Rina Damayanti
Rina Damayanti
Festival Director of Jakarta Film Week

Rina Damayanti mengawali karier di dunia film sebagai produser di SET Film dan turut memproduseri beberapa film diantaranya adalah Opera Jawa, Under The Tree, Mata Tertutup dan Setan Jawa. Saat ini juga aktif di bidang seni pertunjukan bersama Garin Nugroho termasuk Tusuk Konde dan Planet – Sebuah Lamen (2020) yang dipentaskan di Belanda dan Jerman. Selain produksi, beliau juga menangani berbagai festival antara lain ACFFEST Bersama KPK RI, Ruang Kreatif Seni Pertunjukan Bersama Djarum Foundation dan juga produser untuk Indonesiana TV. Saat ini, beliau turut mengembangkan diri bersama Jakarta Film Week sebagai Festival Director.
Ifa Isfansyah
Ifa Isfansyah
Executive Director of Jogja-NETPAC Asian Film Festival

Ifa Isfansyah adalah pembuat film Indonesia pemenang penghargaan dan pendiri Fourcolours Films. Ia dipilih oleh Asian Film Academy pada tahun 2006 dan mendapat beasiswa dari Im Kwon Taek College of Film and Performing Arts, Korea Selatan. Ia menyutradarai film panjang pertamanya, GARUDA DI DADAKU (2009) yang meraih kesuksesan komersial besar dan film keduanya, THE DANCER (2011) mendapat penghargaan Sutradara Terbaik dan Film Terbaik di Festival Film Indonesia 2011. Karya penyutradaraannya juga mencakup film seni bela diri GOLDEN CANE WARRIOR (2014). Sejak itu ia memproduseri SITI (Eddie Cahyono, Telluride 2015), TURAH (Wicaksono Wisnu Legowo, Official Entry Indonesia untuk Oscar 2018), THE SEEN AND UNSEEN (Kamila Andini, Toronto 2017), MEMORIES OF MY BODY (Garin Nugroho, Venice Orizzonti 2018), YUNI (Kamila Andini, Toronto 2021) dan  BEFORE, NOW & THEN (Kamila Andini, Kompetisi Berlinale 2022). Dia saat ini menyutradarai serial asli Netflix, CIGARETTE GIRL. ISFANSYAH juga merupakan salah satu pendiri dan Direktur Festival JOGJA-NETPAC Asian Film Festival pada tahun 2006 dan pendiri JOGJA FILM ACADEMY yang didirikan pada tahun 2014.
Pimpaka Towira
Pimpaka Towira
Programme Director of Bangkok ASEAN Film Festival

Pimpaka Towira adalah pionir sutradara film perempuan di kancah film independen Thailand sejak awal 1990an. Dia menerima pengakuan internasional untuk film panjang pertamanya One Night Husband yang ditayangkan perdana di Festival Film Internasional Berlin. Fitur keduanya, The Island Funeral, memenangkan Penghargaan Film Masa Depan Asia Terbaik di Festival Film Internasional Tokyo. Selain itu, dia sebelumnya adalah Direktur Program untuk Festival Film Internasional Bangkok pada tahun 2001, 2008 dan 2009 dan sebagai Direktur Program Festival Film ASEAN Bangkok sejak 2015. Sejak 2017-2018, ia menjadi Direktur Program Festival Film Internasional Singapura.
Jacob Wong
Jacob Wong
Director, Industry Office, Hong Kong International Film Festival

Jacob Wong telah berafiliasi dengan Hong Kong International Film Festival Society selama lebih dari dua dekade dan saat ini menjabat sebagai Director di Industri Office. Ia juga merupakan perwakilan Berlin International Film Festival untuk sinema berbahasa Tionghoa dan penasehat program Nara Film Festival.
Thong Kay Wee
Thong Kay Wee
Programme Director at the Singapore International Film Festival (SGIFF)

Thong Kay Wee saat ini menjabat sebagai Direktur Program di Singapore International Film Festival (SGIFF), dan dia bertanggung jawab atas strategi program festival secara keseluruhan.

Ia sebelumnya menjabat sebagai Programs and Outreach Officer di Asian Film Archive (AFA) dari tahun 2014 hingga 2021. Selain menangani kemitraan dan promosi, ia bertanggung jawab untuk mendirikan program film reguler AFA di bioskop khusus barunya sejak tahun 2019, dengan fokus pada pilihan film Asia kontemporer dan klasik.
Ed Lejano
Ed Lejano
Artistic Director of QCINEMA

International Film Festival "Ed adalah mantan Direktur Akademik Akademi Film & TV Internasional (Bigfoot/IAFT) dan mantan Wakil Presiden Pelatihan dan Pengembangan CILECT-Asia Pasifik. Saat ini ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif Quezon City Film Development Commission (QCFDC) dan Direktur FQCinema International Film Festival, Philippines..

FQCinema International Film Festival adalah festival film tahunan di Kota Quezon, Filipina. Festival ini menampilkan film, dokumenter, dan film pendek lokal dan internasional serta memberikan beasiswa kepada penciptanya.
John Badalu (Moderator)
John Badalu (Moderator)
Program Collaborator and Moderator