Mentors

Jakarta FIlm Fund

Angkasa Ramadhan
Angkasa Ramadhan
Film Director & Scriptwriter

Angkasa Ramadhan adalah penulis skenario dan sutradara yang beberapa karyanya telah masuk festival film nasional dan internasional seperti Europe on Screen, JAFF, Singapore International Film Festival, dan Balinale International Film Festival. Film pendeknya, "Membicarakan Kejujuran Diana", diputar World Premiere JAFF 2021 dan meraih penghargaan di Piala Maya 2022 dan Festival Film Indonesia 2022.
M Reza Fahriyansyah
M Reza Fahriyansyah
Film Director & Scriptwriter

Film-film pendek Reza Fahri telah terpilih dan dilombakan di berbagai festival film internasional, seperti Locarno, Clermont Ferrand, Tampere, dan Shorts Shorts. Film pendeknya, "Dancing Colours" (2022) world premiere dan berkompetisi di Locarno Film Festival 2022. Kini ia sedang menyiapkan film panjang pertamanya, "(Un)Holy", yang terpilih di Fiction Lab, Full Circle Lab Philippines 2023.
Devina Sofiyanti
Devina Sofiyanti
Film Director & Scriptwriter
Devina Sofiyanti adalah pembuat film dan dosen yang tinggal di Jakarta, Indonesia. Selepas SMA Devina melanjutkan studinya di Institut Kesenian Jakarta dan Akademi Film New York. Pada 2019 ia terpilih mengikuti Full Circle Lab Indonesia LOCK 2019 dan FLY Film Lab Busan 2019. Saat ini Devina mengajar di Binus Film Departement sambil mempersiapkan proyek film panjang debutnya The Heirlooms yang terpilih menjadi Torino Film Lab Extended 2022, BAFF SEAPITCH 2022 dan Produire au Sud Taipei 2023.

Producers Lab Mentors

Yulia Evina Bhara
Yulia Evina Bhara
Film Producer

"Produser dan pendiri KawanKawan Media, sebuah rumah produksi film yang berkedudukan di Jakarta yang fokus pada ko-produksi internasional.

Beberapa film yang telah ia produseri sejak 2015-2023 telah belayar ke berbagai festival nasional dan internasional, di antaranya adalah: π˜™π˜¦π˜΅π˜Άπ˜³π˜― 𝘡𝘰 𝘚𝘦𝘯π˜₯𝘦𝘳 karya Vera Lestafa (Short Shorts Film Festival & Asia 2015), On the origin of Fear karya Bayu Prihantoro Filemon (Venice International Film Festival 2016), The Science of Fictions karya Yosep Anggi Noen (Special Mention Golden Leopard Locarno Film Festival 2019), dokumenter You and I karya Fanny Chotimah (Film Asia terbaik DMZ Korea, Next Futrure CPH DOX Denmark, Piala Citra Dokumenter Panjang 2020), Whether The Weather Is Fine karya Carlo Francisco Manatad (Locarno Film Festival, Toronto International Film Festival 2021), Stone Turtle karya Woo Ming Jin (FIPRESCI Prize Locarno Film Festival 2022), Autobiography karya Makbul Mubarak (Venice International Film Festival 2022, Grand Prix Tokyo Filmex 2022, Jogja NETPAC Asian Film Festival), Tiger Stripes karya Amanda Nell Eu (Grand Prix Semaine De la Critique Cannes 2023).

Selain film, ia juga memproduseri alih wahana karya sastra dan pementasan teater, di antaranya: Sandiwara Sastra (2021), Di Tepi Sejarah (2021-2023), Setelah Lewat Djam Malam (2022).

Pada tahun 2023, ia dinobatkan sebagai Impacful International Women versi Variety International 2023."
Armi Rae Cacanindin
Armi Rae Cacanindin
Film Producer

"Armi Rae Cacanindin adalah produser Filipina pemenang penghargaan yang berbasis di Manila. Ia fokus pada sejumlah proyek film berkualitas tinggi, baik fiksi maupun dokumenter, dari pembuat film dengan suara yang khas. Film-filmnya telah tayang perdana di festival-festival film bergengsi seperti Cannes, Berlin, Venice, Locarno, Toronto, Sundance, Shanghai, Busan, dan lain-lain.

Tiga proyek terakhirnya termasuk Autobiography, pemenang FIPRESCI di Venice, karya sutradara Indonesia Makbul Mubarak. Film ini memenangkan penghargaan utama di Tokyo, Singapura, Jogjakarta, Stockholm, Taipei. Yang lainnya adalah Kun Maupay Man It Panahon, karya pertama epik yang diakui secara kritis oleh Carlo Francisco Manatad. Film ini memenangkan Youth Jury Award di Locarno 2021 dan kemudian berpartisipasi dalam lebih dari 40 festival film internasional, menjadi pemenang besar di Festival Film Internasional Metro Manila 2021.

Proyek terakhirnya adalah dokumenter perang narkoba yang mendapat banyak penghargaan, Aswang, karya Alyx Arumpac. Film ini memenangkan penghargaan FIPRESCI dalam premier IDFA 2019 dan kemudian meraih penghargaan utama di Montreal, DMZ Docs, Thessaloniki, Jogjakarta, Corsica Doc, DocAviv. Di Filipina, film ini membuat sejarah dengan menjadi dokumenter pertama yang meraih Penghargaan Dokumenter Terbaik dan Film Terbaik di Academy of Movie Arts and Science Filipina 2020 dan Gawad Urian 2021, dan memenuhi syarat untuk Oscar pada tahun 2021.

Saati ini, ia tengah memproduksi film fitur Belanda-Filipina-Belgia berjudul ""The Garden of Earthly Delights"" karya sutradara Morgan Knibbe. Seluruhnya difilmkan di Filipina, film ini saat ini sedang dalam tahap pascaproduksi."
Mandy Marahimin
Mandy Marahimin
Film Producer

"""Mandy Marahimin mendirikan Talamedia pada tahun 2013 (sebelumnya bernama Tanakhir Films). Melalui perusahaan produksi saat ini, ia memproduksi feature films, film dokumenter, dan film pendek. Ia juga merupakan alumni dari Rotterdam Lab dan Berlinale Talents. Saat ini, ia sudah memiliki lebih dari 10 film di bawah namanya.

Selain itu, ia juga berkolaborasi dalam produksi dengan negara-negara lain. Pada tahun 2013, bersama dengan film dokumenter pendek berjudul """"No One is Illegal"""" (disutradarai oleh Ho Yuhang, dalam kerjasama dengan Malaysia) yang tayang perdana di Festival Film Internasional Rotterdam. """"Waves of War"""" (disutradarai oleh Daan van Citters, dalam kerjasama dengan Belanda) dibuka pada Movies That Matter tahun 2023 dan sekarang tersedia di Amazon Prime. """"Sweet Dreams"""" (disutradarai oleh Ena Sendijarevic, dalam kerjasama dengan Belanda) terpilih dalam kompetisi utama Locarno, dan """"A Distant Call"""" (disutradarai oleh Andrea Suwito, dalam kerjasama dengan Inggris dan Prancis) baru-baru ini memenangkan Penghargaan DAE dari Cannes Docs.