Program Fantasea Jakarta Film Week 2023 merupakan kompilasi khusus yang dipersiapkan oleh Jakarta Film Week, dengan harapan dapat memikat imajinasi para penonton dengan film-film yang memiliki teknis penyampaian yang tak lazim. Berasal dari berbagai negara, film-film tersebut diantaranya ada The Intrusion, Swallow, Ms. Pontianak, Border, Cuentas Divinas, dan Bloody Proposal.
The Intrusion atau Anjing-Anjing Menyerbu Kuburan merupakan film yang bercerita tentang sepasang suami istri yang menggali kuburan untuk mengambil telinga jenazah di dalamnya. Mereka percaya bahwa hal tersebut merupakan syarat untuk memperoleh kekayaan.
Berikutnya ada film Swallow, yang berkisah tentang seorang aktris yang tergiur untuk bisa awet muda hingga ia terjebak di sebuah klub misterius yang menyuruhnya untuk menyantap hidangan mengerikan. Kemudian ada Ms. Pontianak dari Malaysia, yang merupakan film dokumenter tentang aktris horor yang membintangi Pontianak Films.
Selain itu ada Border dan Cuentas Dias. Border bercerita tentang seorang perempuan muda yang menyalakan TV untuk menonton drama romantis favoritnya, namun yang muncul adalah adegan pembunuhan ngeri dan ia sadar bahwa dirinya pun sedang ditonton. Lalu Cuentas Dias, bercerita tentang perempuan bernama Monica yang melakukan pembunuhan-pembunuhan atas dasar pembebasan dari moralisme munafik.
Terakhir, Bloody Proposal. Film ini berkisah tentang pasangan bernama Puan dan Pria yang hendak melangsungkan lamaran. Pria yang telah memberikan cincin, diminta oleh Puan untuk segera melamarnya. Namun ketika Pria datang untuk bertemu kedua orang tua Puan, sebuah tragedi mengerikan terjadi.
Film yang bertema ‘Cinta, Norma dan Kekerasan’ ini berusaha mengawinkan budaya Eropa dan Indonesia pada pemilihan tone cerita. Menariknya film bergenre romansa thriller ini menyampaikan pesan tentang hubungan naif yang dipaksakan hingga berakhir tragis dan berdarah. Cinta buta Puan yang menuntut untuk segera dinikahi, dan sosok Pria yang ternyata menyimpan misteri.
Pada sesi tanya jawab yang berlangsung setelah pemutaran film, Ardian Parasto selaku sutradara membenarkan hal tersebut dan ia menambahkan, “Ngomongin soal cinta buta, pada dasarnya cinta itu gak ada yang buta, kenapa jadi berdarah itu karena sebenarnya gak ada yang cinta. Karena kalo ada cinta, si laki-laki gak mungkin memberikan harapan palsu, dan si perempuan juga tidak akan memaksakan.”
Kesalahan sebenarnya yang bisa diambil sebagai pelajaran adalah keputusan yang diambil secara terburu-buru, terutama tentang pasangan hidup yang seharusnya dikenali lebih dalam lagi.
Sri Kisarah Husna | Nanda Hadiyanti