XR (Extended Reality) dan Pemanfaatan Teknologi pada Industri Perfilman

XR (Extended Reality)

XR (Extended Reality) hal yang tengah menarik banyak perhatian di dunia film. Pada hari kedua Jakarta Film Week 2023, Program Talks menghadirkan Upie Guava dan Andhy Pulung sebagai pembicara yang membahas mengenai ‘Exploring New Realities: Harnessing Immersive Technology in Indonesia Cinema’, yang topik diskusinya berfokus pada perkembangan teknologi pada industri perfilman yaitu XR (Extended Reality) yang dijelaskan oleh Upie Guava. Ia merupakan seorang sutradara serta founder dari Doss Guava XR Studio dan telah memiliki  pengalaman dalam bidang XR. 

Mengenal XR (Extended Reality)

XR merupakan suatu teknologi baru bagi dunia perfilman yang menghadirkan practical shooting pada digital background. Teknologi XR mencakup Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan Mixed Reality (MR). Upie Guava mengungkapkan bahwa teknologi XR dapat menjadi suatu alternatif bagi industri perfilman dalam mewujudkan gagasan “liar” seorang filmmaker. “Dengan menggunakan XR, filmmaker bisa membuat sebuah cerita yang tidak mungkin terjadi menjadi sebuah kenyataan.” ungkap Upie

Teknologi XR menggabungkan elemen-elemen dunia nyata dan dunia maya untuk menciptakan pengalaman yang lebih immersif dan interaktif bagi pengguna. Selama diskusi berlangsung, Upie menjelaskan segala teknis dalam penggunaan teknologi XR dalam proses perfilman. Hal ini menjadi sebuah pengetahuan baru bagi seluruh audiens yang tertarik dengan penggabungan teknologi pada perfilman. 

Memanfaatkan teknologi seiring dengan perkembangannya

Perkembangan XR telah familiar untuk industri perfilman Hollywood dan saat ini perkembangannya telah mencapai Indonesia.Sehingga teknologi ini dapat menambah warna baru bagi industri perfilman Indonesia. Upie juga menambahkan bahwa teknologi ini dapat meminimalisir pengeluaran budget dan bahkan kebutuhan SDM. “Teknologi ini dapat menjadi opsi alternatif bagi para filmmaker untuk meminimalisir budget, karena kita tidak perlu menyewa tempat selama proses shooting, kita hanya membutuhkan keterampilan dalam mengatur lighting dan teknis lainnya” tambah Upie

Acara ditutup dengan sesi tanya jawab dengan para audiens. Seluruh audiens sangat antusias untuk bertanya kepada pembicara, salah satu audiens bertanya terkait bagaimana dalam menyikapi perkembangan teknologi pada industri perfilman, karena dikhawatirkan dapat menghilangkan esensi sebuah film. Upie menanggapi bahwa dalam menghadapinya dengan cara menjadikan teknologi sebagai teman atau pendamping untuk perfilman dan jadikan teknologi sebagai alat dalam menciptakan sebuah karya yang out of the box bagi para filmmaker. 

 

Asia Khairunnisa Luthan | Nanda Hadiyanti

 

Related Article
Vania On Lima Street, dari Ide Sederhana Hingga Trauma 1998

Article

Vania On Lima Street, dari Ide Sederhana Hingga Trauma 1998
Read Now
Tuhan, Izinkan Aku Berdosa, Film yang Menggambarkan Masalah Kekerasan Seksual di Sekitar Kita

Article

Tuhan, Izinkan Aku Berdosa, Film yang Menggambarkan Masalah Kekerasan Seksual di Sekitar Kita
Read Now
When Film Becomes A Mirror of Life: Understanding the Powerful Message in Tuhan Izinkan Aku Berdosa

Article

When Film Becomes A Mirror of Life: Understanding the Powerful Message in Tuhan Izinkan Aku Berdosa
Read Now