Adriyanto Dewo membuat film pendek pertamanya pada tahun 2008, dan kemudian membuat beberapa film pendek, termasuk Menunggu Warna (2011), yang memenangkan film pendek terbaik di Festival Film Internasional Hanoi. Film panjang pertamanya, Tabula Rasa (2014) diputar di berbagai festival film termasuk Festival Film Internasional Shanghai, dan Festival Film Fantastis Internasional Bucheon. Ia juga mendapat penghargaan Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia 2014. Pada 2016, ia menulis film fitur keduanya, Mudik (2019), yang naskahnya terpilih sebagai proyek pemenang Scriptroom. Sebagai pemenang, ia diundang oleh BFI London Film Festival yang diadakan pada Oktober 2016. Mudik (2019) tayang perdana di Festival Film Internasional Makau 2019, bagian Kompetisi Internasional dan meraih Skenario Terbaik di FFI 2020. Setelah itu, ia menyutradarai sebuah proyek film berjudul One Night Stand (2021) yang telah tayang di OTT Indonesia bernama Bioskop Online
Adriyanto Dewo membuat film pendek pertamanya pada tahun 2008, dan kemudian membuat beberapa film pendek, termasuk Menunggu Warna (2011), yang memenangkan film pendek terbaik di Festival Film Internasional Hanoi. Film panjang pertamanya, Tabula Rasa (2014) diputar di berbagai festival film termasuk Festival Film Internasional Shanghai, dan Festival Film Fantastis Internasional Bucheon. Ia juga mendapat penghargaan Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia 2014. Pada 2016, ia menulis film fitur keduanya, Mudik (2019), yang naskahnya terpilih sebagai proyek pemenang Scriptroom. Sebagai pemenang, ia diundang oleh BFI London Film Festival yang diadakan pada Oktober 2016. Mudik (2019) tayang perdana di Festival Film Internasional Makau 2019, bagian Kompetisi Internasional dan meraih Skenario Terbaik di FFI 2020. Setelah itu, ia menyutradarai sebuah proyek film berjudul One Night Stand (2021) yang telah tayang di OTT Indonesia bernama Bioskop Online