Kamila Andini, seorang pembuat film Jakarta, fokus pada isu sosial, gender, dan lingkungan dalam karyanya. Film debutnya, The Mirror Never Lies (2011), menceritakan kehidupan pengembara laut Indonesia. The Seen and Unseen (2017) mengeksplorasi filosofi Bali. Keduanya meraih pengakuan di 50+ festival film, dengan 30 penghargaan, termasuk Grand Prix di Berlinale. Yuni (2021) sukses di TIFF, sementara Nana (2022) bersaing di Berlinale dan meraih Penghargaan Penampilan Pendukung Terbaik. Andini terus berinovasi dalam sinema dengan pesan yang kuat.
Kamila Andini, seorang pembuat film Jakarta, fokus pada isu sosial, gender, dan lingkungan dalam karyanya. Film debutnya, The Mirror Never Lies (2011), menceritakan kehidupan pengembara laut Indonesia. The Seen and Unseen (2017) mengeksplorasi filosofi Bali. Keduanya meraih pengakuan di 50+ festival film, dengan 30 penghargaan, termasuk Grand Prix di Berlinale. Yuni (2021) sukses di TIFF, sementara Nana (2022) bersaing di Berlinale dan meraih Penghargaan Penampilan Pendukung Terbaik. Andini terus berinovasi dalam sinema dengan pesan yang kuat.