Produser Film dan Pegiat Film di Hari Ketiga Jakarta Film Week 2022

Pada hari ketiga Producer’s Lab yang diselenggarakan di Ashley Hotel Jakarta, para peserta kembali membahas masing-masing proyek film mereka kepada Alemberg Ang, produser film asal Filipina dan Yulia Evina Bhara, produser film dan founder dari KawanKawan Media. 

Di hari ketiga ini, para peserta yang merupakan produser-produser generasi baru diberi kesempatan untuk berdiskusi dan tanya jawab mengenai pitch deck dan dossier dari proyek film yang telah mereka siapkan.

Acara yang diselenggarakan oleh Jakarta Film Week ini menjadi kesempatan yang sangat spesial bagi para peserta karena dapat berbicara secara langsung dan mendapat berbagai macam saran dari produser yang sudah profesional dalam bidangnya.

Dari pembahasan bagaimana presentasi pitching yang baik untuk menjual proyek film kepada juri festival atau calon investor, penulisan logline dan sinopsis film, sampai dengan penulisan biodata dalam dossier.  Pitching tidak berfungsi untuk menunjukkan berbagai detail dari film, namun pitiching ada untuk membuat juri berkesan terhadap film sehingga terdapat ketertarikan untuk membaca dossier,” ungkap Alemberg Ang

Selanjutnya, Alemberg Ang juga memberi pengetahuan bahwa dalam menulis statement film diperlukan hal yang personal, tidak hanya mengenai ide dasar atau isu apa yang ingin diangkat.

Selain dari Producer’s Lab, Jakarta Film Week juga menghadirkan program Master Class yang diadakan secara daring. Master Class ini mengusung tema “Why We Need Post-Production Management” dengan tiga narasumber yang berkiprah dalam post produksi film.

Narasumber pertama adalah Ahsan Andrian, pemenang Piala Citra untuk Penyunting Gambar Terbaik untuk film Filosofi Kopi pada tahun 2015. Kemudian ada Satrio Budiono, pemenang 4 Piala Citra untuk Penata Suara Terbaik. Narasumber ketiga adalah Tersi Eva Ranti, produser film Indonesia. 

Program Masterclass ini memfokuskan bahasan mengenai pentingnya manajemen dalam proses post produksi, dari departemen editor dan juga suara dalam film. Antusiasme dari total 30 partisipan Masterclass ini terlihat pada sesi tanya jawab yang interaktif. Pada akhir program, Ahsan Andrian memberi motivasi kepada seluruh partisipan, “Pada dasarnya, rasa sakit hanyalah sementara, tapi film akan ada selamanya,” ungkapnya.

 

Aurora Zaslin | Nanda Hadiyanti