Film-film Jakarta Film Fund 2023 menjadi highlight di hari kedua perhelatan Jakarta Film Week 2023. Film-film dari Jakarta Film Fund yang ditayangkan ini merupakan film yang telah melewati proses kurasi dan seleksi dengan ketat. Pada tahun ini, film yang terpilih adalah Rabu yang Bahagia, Ngidam, dan Alif Pengen Punya Pacar, Yuli Pengen Dibonceng Ngabers.
Ketiga film ini masing-masing menunjukkan pesona dan cerita yang sangat unik yang sering terjadi di masyarakat. Sesi ini dimulai dengan film pertama, yaitu Alif Pengen Punya Pacar, Yuli Pengen Dibonceng Ngabers, yang mengundang tawa dari para hadirin karena filmnya yang disajikan dengan nuansa komedi dan dibalut dengan tren kekinian yang sedang digaungi oleh kalangan muda. Film pendek ini diproduksi dalam durasi tiga bulan dengan pengambilan gambar yang dilakukan hanya satu hari dan berlokasi di kawasan Sudirman, Jakarta.
Film kedua yang ditayangkan adalah Rabu yang Bahagia, yang mengangkat kisah mengenai seorang bapak yang berkunjung ke Jakarta untuk melihat keadaan anaknya yang merantau dan sudah lama tidak pulang ke rumah. Seiring perjalanan, mereka mencari oleh-oleh yang akan bapaknya bawa ke kampung, mereka mengeksplorasi beragam pesona kuliner Jakarta yang membuat para penonton merasa tergiur untuk mencoba semuanya.
Sang direktor, Candra Aditya, mengatakan bahwa sebagai perantau, ia selalu merasa bingung ketika keluarganya meminta untuk dibawakan oleh-oleh karena tidak ada yang benar-benar khas dari Jakarta, sehingga ia mencapai konklusi bahwa apa yang sebenarnya bisa dihadiahkan atau menjadi oleh-oleh dari Jakarta adalah pengalaman yang diperoleh ketika seseorang berada di kota metropolitan itu sendiri.
Setelah itu, dalam film terakhir yang tak kalah istimewanya, yakni Ngidam, penonton dibuat lapar dengan berbagai santapan lezat yang ditampilkan dalam film ini. Film ini bercerita tentang Abdul yang dibuat repot oleh istrinya yang sedang hamil karena istrinya sering mengidam makanan khas Betawi yang sudah jarang ditemukan.
Cerita ini ternyata berkaitan erat dengan kisah Dewi Puspasari, produser Ngidam. Ia mengatakan sempat menjadi editor buku kuliner Nusantara dan ada beberapa resep aneh dari peserta yang ternyata hampir sudah tidak ada di Jakarta. Salah satu makanan yang terdapat di buku kuliner tersebut yaitu sayur babanci, dan sayur itu juga yang ikut muncul di film Ngidam.
Ia juga menjelaskan bahwa sayur yang memiliki banyak jenis tersebut memiliki persamaan dengan identitas Jakarta dari bagaimana masyarakat yang beraneka ragam dapat bersatu dalam harmoni dan menciptakan akulturasi sama seperti rasa sayur babanci yang memadukan berbagai bahan dan bumbu menjadi satu kesatuan yang kaya dan unik.
Rina Damayanti, selaku Festival Director, mengungkapkan bahwa ia berharap ketiga film tersebut bisa maju untuk diperlombakan di festival-festival lainnya, baik yang berskala nasional dan internasional dan beliau juga ingin JFF dapat membuka pintu bagi sineas muda untuk berkarya dan dapat berkembang menjadi pelaku-pelaku inspiratif di industri perfilman.
Cut Fatimatuzzahra | Nanda Hadiyanti